Oleh
Jabar - Sabtu, 20 November 2010 | 17:51 WIB
Jabar - Sabtu, 20 November 2010 | 17:51 WIB
Bandung - Setelah mengikuti perkembangan pemberitaan di sejumlah media massa terkait aksi kriminal geng motor, XTC Sexy Road Indonesia akhirnya bicara.
Sebagai pihak yang paling sering disudutkan, melalui Kuasa Hukum sekaligus Senior Pembina Ahmad Ridwan, XTC Sexy Road Indonesia merasa sudah dihakimi dan difitnah.
“Kalau media jeli, justru anggota kami yang sebetulnya jadi korban provokasi geng motor. Kami itu bukan geng, kami klub motor yang sudah tercatat di IMI (Ikatan Motor Indonesia) Jawa Barat. Silakan cek di dokumen IMI Jabar dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Ridwan saat ditemui di rumahnya, Sabtu (20/11/2010).
Menurut Ridwan, XTC Sexy Road Indonesia berdiri sejak tahun 1982. Bahkan bisa disebut sebagai salah satu pendiri IMI Bandung dan IMI Jabar. Hingga kini, keanggotaannya sudah mencapai lebih dari 8.000 orang.
“Memang walau berdiri kami memprokamirkan diri sebagai geng motor. Tetapi bukan untuk kejahatan, tetapi hanya balapan. XTC dirikan oleh sekelompok pemuda yang memiliki minat bakat dan hobi sama pada sepeda motor,” tegasnya.
Dikatakan Ridwan, sekitar tahun 2000 sampai tahun 2009 XTC Sexy Road Indonesia sempat vakum sehingga kegiatannya tidak terkontrol. Soalnya anggota yang masuk kurang memahami makna organisasi.
“Pada bulan Maret 2010, kami kembali menjadi anggota resmi IMI dengan nomor registrasi 339. Lalu Agustus, keluar SK yang ditandatangani Oke Djunjunan. Sebelumnya, nama kami pun diubah pada huruf C yang dulunya kurang pantas menjadi Creativity,” tandasnya.
XTC Sexy Road Indonesia merasa perlu angkat bicara setelah media massa ramai memberitakan beberapa kasus aksi geng motor semakin marak di Jawa Barat dalam sebulan terakhir. Beberapa di antaranya menyebut-nyebut XTC sebagai pihak yang melakukan aksi tersebut.
Kasus terbaru terjadi di Pasirjambu Ciwidey Kabupaten Bandung saat enam anggota XTC menjadi bulan-bulanan warga karena menganiaya penduduk setempat.Lalu di Tasikmalaya, seorang anggota XTC ditembak karena diduga akan menyerang petugas. Terakhir, kawanan XTC mengamuk dan merusak gerobak pedagang gorengan.
Yang paling santer, saat ratusan anggota XTC digiring ke Mapolrestabes Bandung pada September lalu usai menghadiri Jambore Damai IMI Jabar di Subang. XTC terlibat bentrokan dengan Moonraker hingga mengakibatkan sejumlah korban